Hanya kini,
aku menyetujui tuk meninggalkan kota mengunjung sanak saudara di tempat
kelahiran ibu ku, dan meninggalkan nya di sana, dengan berbalut selang infus
dan tempat tidur keras yang tak nyaman, ini sebuah kesalahan, ya ini lah
kesalahan terbesar ku seumur hidup, aku benar-benar menyesal dan benar-benar bodoh.
Jika aku tau
setelah hari ini kau telah pergi, mungkin aku takkan lakukan hal ini, aku kan
menemanimu kan berada disamping mu takkan pernah meninggalkan mu, namun aku
benar-benar minta maaf dengan keputusan bodoh ku ini.
Ketakutan ku
menjadi-jadi ketika papa bilang kau sekarat, berada dalam ruang icu tanpa di
temani seorang pun didalamnya, aku benar-benar ketakutan, apa yang sebenarnya
terjadi pada mu, penyakit apa yang kini mencoba merenggut mu, jantung ku
berdetak begitu tak terkendali, seluruh saraf ku menegang tak henti dunia
seketika menciut di hadapan ku, tak ada lagi gempita, sirna seketika, hanya doa
yang mampu ku pnjatkan untuk mu, dan ku putuskan tuk pulang esok subuh, setelah
satu malam yang kelam ku lalui disini.
Tak dapat ku
pejamkan mata ku tuk sebentar saja, hanya ada bayang bayang mu, merasakan
hangat nya perbincangan kita dulu, aku takut kehilangan mu, hingga sebentar ku
pejamkan mata, hanya mimpi buruk yang hadir, aku bermimpi takkan menemuimu
lagi, aku bermimpi kau telah berada di titik cahaya terang di sana, inilah
puncak kesedihan ku dimana aku mendapati kabar bahwa kau telah tiada kau telah
pergi tuk selamanya.
Aku tak dapat
menemui jasad mu sebelum di semayamkan, yang kurasakan saat ini hanyalah
kehancuran yang sangat sempurna, kehancuran yang tak dapat di benahi, tak
seperti membenahi rumah pasir yang terhempas oleh ombak, benar tak semudah itu,
kurasa ini semua salah ku ini semua karena keegoisan ku.
Tangis ku seakan takkan pernah
terbendung lagi, yang kusaksikan saat ini hanya kesedihan yang teramat dalam
menatap mu yang kini telah terbaring di gundukan tanah ini, kenapa kini baru ku
sadari bahwa kehadiran mu sangat lah berarti dalam hidupku, sejak ku kecil
hingga kini usia ku menginjak 19 tahun, kau selalu berada di dekatku, kau
memperhatikanku selama ini, tak terkecuali kedua adikku, ingin rasa nya kembali menjadi anak kecil
yang lucu yang selalu kau gending kesana kemari, kau kuncir rambutku seperti
seleirmoon tokoh kartun kesukaan ku dulu, betapa dekatnya aku dengan mu yah..
Walau kau
bukan ayah ku yang sebenarnya, namun aku selalu menganggapmu sebagai bagian dalam
kehidupan ku, karena kau menyayangi ku seperti seorang ayah yang menyayangi
putri kecilnya, seperti seekor induk ayam yang tak rela anak nya tenggelam di
danau.
Hari hariku
setelah kau pergi terasa begitu keras, entah apa yang terjadi dalam keluarga
ini, semua berubah terasa tak ada ikatan yang berarti dalam persaudaraan ini,
seakan terbentuk sekat yang menjulang diantara kami, mungkinkah karena ego ku
yang terlalu tinggi tuk sekedar mengunjungi dan berbincang dengan meteka atau
mungkin karena mereka tak pernah menelisik kedalam kesalahan mereka, atau
bahkan karena mereka pun tak pernah memperdulikan jalinan persaudaraan ini.
Lihatlah aku sesekali yah.. kunjungi aku dalam mimpi ku, tanyakan kabar ku,
tanyakan bagaimana pacar ku sekarang, atau berikan ku cara yang tepat bagaimana
menyatukan kembali keluarga ini.
Kamar ku
kini terasa sepi, dulu kau sering berada di kamar ku berbincang dengan ku, tuk
sekedar membicarakan bagaimana pekerjaan mu bagaimana teman-teman mu, atau
membicarakan tentang ku, bagaimana kuliah ku sekarang, kekasih ku yang saat
ini, aku rindu perbincangan antara kita yah.
Ketika kau
masih tinggal di dalam kamar yang persis berseblahan dengan kamar tidur ku aku
sering mengintip dari sela-sela pintu, ingin sekali mengganggu mu ketika berada
di kamar, namun saat ini, tak ku temukan lagi sosok mu dari balik pintu, tak
lagi seperti dulu, bayang mu tak mudah tuk dihapuskan, sesekali ku teringat
dengan mu, air mata pun kembali mengucur, seperti menyesali kepergian mu.
Aku
benar-benar tak habis pikir, dan tak pernah menduga hal ini akan terjadi,
begitu cepatnya aku benar-benar merindukan mu yah, kapan lagi kita kan bertemu,
kapan lagi keajaiban muncul.
Hanya dengan
mengirimkan doa yang tulus, tuk mengenang, mengingat mu, dan membahagiakan mu
di sana, aku hanya ingin menyampaikan maaf yang sedalam dalam nya maaf yang
benar benar tak mampu kuucapkan berkali-kali, maaf maaf yah.. karena di saat
kau sakit aku tak berada di sisi mu tuk sekedar menyuapi mu, tuk sekedar
memberi pelukan terhangat, supaya menguatkan mu melawan penyakit-penyakit
bedebah itu, aku hanya mengunjungi mu sesekali karena terlalu sibuk dengan
urusan ku sendiri, namun aku berjanji takkan melupakan mu, takkan melupakan
jasa mu yang begitu besar untuk ku, untuk perlindungan yang kau berikan pada ku
ketika ku kecil, dan takkan berhenti tuk mendoakan mu, ya Rabb .. terimalah doa
doa yang ku kirimkan padanya, ringankan lah dosa nya karena ku yakin, ia orang
baik ia orang yang tak pernah menyalahkan orang lain, ia juga tak pernah
memfitnah orang lain. Jangan mempersulitnya ya Rabb tuk mendapatkan surga Mu.
Amin.
Jangan lupa tuk mengunjungi ku, dalam mimpi pun aku merasa
begitu senang. Aku menyayangi mu.
Ini hanyalah cerita tuk mengungkapkan betapa rindu nya aku
dengan mu Yah.